ALAT
PERAGA STRUKTUR DNA
MEDIA
PEMBELAJARAN
OLEH
RISKA
PERWATI (130 3000 313 31)
SRI
DARSIATI (130 3000 320 31)
KELAS:
3A2
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KAPUAS SINTANG
A. Pendahuluan
DNA adalah
molekul kompleks yang terdapat pada semua organisme. Untuk memahami tentang
struktur, fungsi dan replikasinya dapat dilakukan dengan cara pembuatan model
DNA. DNA mengandung informasi genetic yang dapat diwariskan pada keturunan
berikutnya. Berbentuk double heliks dengan struktur berbentuk benang panjang
yang tersusun atas gula dan pospat serta basa nitrogen (adenine, timin, guanine
dan sitosin). Satu unit dasar yang menyusun molekul DNA disebut Nukleotida.
Sebuah nukleotida tersusun atas pospat, gula deoksi ribose dan basa nitrogen
(A, T, S, atau G). Kode-kode yang terdapat pada DNA digunakan untuk membuat
protein dari asam amino di dalam sitoplasma. Proses pembentukan protein diawali
dengan pembentukkan RNAd yang membuat salinan DNA di dalam inti, selanjutnya protein
dibangun di ribosom.
B.
Alat dan Bahan
1.
Kertas dekorasi warna-warni
2.
Kawat
3.
Lem kertas
4.
Gunting
5.
Pisau
6.
Gabus
C.
Cara Kerja
1.
Potong kawat menggunakan pisau dengan ukuran 30 cm dan
15 cm sebagai kwat penyekat
2.
Gunting kertas dengan ukuran sesuai yang kita perlukan
3.
Kertas digulung pada kawat sampai semua kawan
terselimuti
4.
Susun kawat sampai menyerupai tangga.
5.
Lalu di putar sampai membentuk untaian DNA
D. Pembahasan
Struktur DNA adalah heliks ganda yang tersusun
atas dua utas polinukleotida yang saling terhubung oleh ikatan hidrogen yang
lemah. Ikatan hidrogen tersebut terbentuk antara dua basa nitrogen, purin dan
pirimidin, yang saling berpasangan. Adenin (basa purin) berpasangan dengan
Timin (basa pirimidin) yang terhubung dengan ikatan rangkap dua, sementara
Guanin (basa purin) berpasangan dengan Sitosin (basa pirimidin) yang terhubung
dengan ikatan rangkap tiga. Nah, berikut ini struktur molekul dari Adenin dan
Guanin, serta Timin dan Sitosin:
Basa nitrogen tersebut terhubung ke suatu gula
deoksiribosa pada rantai punggung DNA. Gula deoksiribosa merupakan modifikasi dari gula
ribosa, yiatu gula dengan 5 atom karbon, dimana pada atom karbon nomor 2
kehilangan atom oksigennya. Oleh karena itu, gula tersebut dinamakan de-oksi
yang berarti kehilangan oksigen. Berikut ini struktur gula deoksiribosa yang
terdapat pada struktur molekul dna:
Pada rantai pungung DNA (DNA backbone), gula
deoksiribosa kemudian terhubung dengan suatu gugus fosfat, tepatnya pada atom
karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa, seperti pada gambar di bawah ini:
Ketiga komponen tersebut, yaitu basa
nitrogen, gula deoksiribosa dan gugus fosfat membentuk suatu molekul yang
kemudian disebut dengan Nukleotida. Selain nukleotida, kita juga mengenal
adanya istilah nukleosida, nah letak perbedaan nukleosida dan nukleotida adalah
pada ada atau tidaknya gugus fosfatnya. Jika gugus fosfat dihilangkan, maka
disebut dengan nukleosida. Jadi, nukleotida adalah gabunganantara nukleosida
ditambah gugus fosfat. Gabungan dari berbagai nukleotida akan membentuk suatu
polimer yang disebut dengan polinukleotida. Berikut ini struktur Nukleotida dan
Polinukleotida pada struktur dna
Perbanyakan DNA dilakukan dengan
cara replikasi. Dengan demikian, replikasi adalah proses pembuatan (sintesis)
DNA baru atau enggandaan DNA di dalam nukleus. Pada saat replikasi
berlangsung, DNA induk membentuk kopian DNA anak yang sama persis sehingga DNA
induk berfungsi sebagai cetakan untuk pembentukan DNA baru.
Setelah Watson dan Crick menemukan model DNA yang berupa heliks ganda terpilin pada tahun 1953, munculah 3 macam hipotesis tentang cara atau model DNA bereplikasi. 3 hipotesis tersebut kemudian disebut sebagai model-model replikasi DNA. Berikut penjelasannya.
Setelah Watson dan Crick menemukan model DNA yang berupa heliks ganda terpilin pada tahun 1953, munculah 3 macam hipotesis tentang cara atau model DNA bereplikasi. 3 hipotesis tersebut kemudian disebut sebagai model-model replikasi DNA. Berikut penjelasannya.
Model
Replikasi DNA Konservatif
Menurut hipotesis ini, rantai ganda
DNA induk langsung membentuk salinan berupa rantai ganda DNA baru tanpa ada
pemisahan rantai ganda DNA induk terlebih dahulu. Replikasi pertama
menghasilkan dua rantai ganda DNA, terdiri dari satu rantai ganda DNA induk dan
satu rantai ganda DNA yang benar-benar baru. Pada replikasi kedua,
masing-masing rantai ganda DNA tersebut langsung membentuk salinan DNA yang
baru lagi. Akhirnya, menghasilkan empat buah DNA. Satu DNA tetap merupakan DNA
induk yang utuh dan tiga DNA merupakan DNA baru.
Model
Replikasi DNA Semi Konservatif
Hipotesis model semi konservatif ini
dikemukakan oleh Watson dan Crick, menyatakan bahwa rantai ganda DNA induk
membuka atau memisah terlebih dahulu sehingga terbentuk dua buah rantai tunggal
DNA. Masing-masing rantai tunggal tersebut berfungsi sebagai cetakan untuk
membentuk rantai tunggal DNA baru, melalui pembentukan pasangan basa yang
komplementer dengan basa nitrogen DNA induk. Dengan demikian, hasil replikasi
pertama adalah dua buah DNA. Masing-masing DNA terdiri dari satu rantai tunggal
induk dan satu rantai tunggal yang baru. Pada replikasi kedua, masing-masing
rantai ganda DNA tersebut membuka kembali sehingga dihasilkan empat buah DNA.
Dua buah DNA mengandung rantai tunggal induk dan dua buah DNA yang lain
merupakan rantai DNA baru.
Model
Replikasi DNA Dispersif
Rantai ganda
DNA hasil replikasi pertama maupun replikasi ke dua dari DNA induk mengandung
segmen campuran antara rantai DNA induk dan rantai DNA baru. Artinya, rantai
ganda DNA salinannya terdiri dari dua rantai tunggal DNA yang masing-masing
mengandung segmen (bagian atau potongan) DNA induk dan segmen DNA baru.
Pada akhir tahun 1950-an, Matthew Meselson dan Franklin Stahl melakukan percobaan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut. Ternyata, hasil percobaannya mendukung hipotesis atau ide dari Watson dan Crick yaitu model semi konservatif.
Pada akhir tahun 1950-an, Matthew Meselson dan Franklin Stahl melakukan percobaan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut. Ternyata, hasil percobaannya mendukung hipotesis atau ide dari Watson dan Crick yaitu model semi konservatif.
Replikasi
merupakan tahapan rumit yang mengawali sintesis protein. Oleh karena itu,
kalian perlu menyimak dengan penuh keseriusan. Proses replikasi dimulai pada
beberapa daerah spesifik dari rantai DNA, disebut pangkal replikasi. Beberapa
tahapan dan enzim yang berperan dalam sintesis protein, antara lain:
- DNA helikase, berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.
- Enzim primase, membentuk primer yang merupakan segmen pendek dari RNA sebagai pemula untuk terjadinya sintesis protein.
- Dari ujung 3´ RNA primer, DNA polimerase menambahkan pasangan basa nitrogen (dari nukleotida-nukleotida) pada rantai tunggal DNA induk dan terbentuk rantai DNA yang bersambungan secara kontinyu (tanpa terpisah-pisah) yang disebut leading strand.
- Pada rantai tunggal DNA induk yang lain, DNA polimerase membentuk lagging strand (merupakan keseluruhan rantai kopian DNA yang pertumbuhannya tidak kontinyu) dengan memperpanjang RNA primer-RNA primer di beberapa tempat sehingga membentuk segmen-segmen DNA baru yang saling terpisah. Segmen-segmen itulah yang disebut fragmen Okazaki.
- DNA polimerase yang lainnya, menggantikan RNA primer dengan DNA dan enzim ligase menghubungkan segmen-segmen okazaki, sehingga terbentuk salinan DNA baru. Nah, DNA baru yang telah terbentuk (identik dengan DNA induk) akan melanjutkan tahapan untuk mensintesis protein yaitu tahapan transkripsi dan translasi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar